Saturday, February 26, 2011

Teknik dasar Photography

buat temen temen yg suka dengan yang namanya photography . nih gue cuma mau ngasih ilmu sedikit tentang photograph. Sekedar sharing aja sama temen temen semua .


SHUTTER SPEED
Fotografi digital memudahkan kita memahami dunia fotografi, hasil jepretan langsung bisa di review melalui
jendela LCD, sehingga kita bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yang berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu,sehingga butuh banyak biaya dan waktu yang terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita.
Seni Fotografi digital bisa diibaratkan sebagai melukis dengan cahaya, dalam hal ini kamera dan Lensa yang
menggantikan peran kuas dan cat. Ada dua hal yang memegang peranan terpenting dalam kamera dan lensa, yaitu Shutter Speed dan Aperture.
Shutter Speed adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS atau CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.



Semakin besar angkanya berarti semakin cepat waktu yang digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yangg sedang bergerak, misal mobil, dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik. Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah gerak objek,hal ini disebut teknik panning.
Dua hal diatas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yang dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah shutter speed maka akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yang akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam.Agar aman, gunakan shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalau memang menginginkan shutter speed lebih rendah,misal 1/15 detik, 1/8 detik atau yang lebih rendah sebaiknya menggunakan penyangga atau tripod.

APERTURE
Setelah membahas Shutter Speed pada bagian pertama artikel ini, Elemen lain yang tidak kalah penting dalam fotografi adalah Aperture, Aperture Adalah ukuran bukaan lensa yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke film atau sensor, ukuran besar kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 2,8; 4; 5,6 dst.Angka-angka tersebut dikenal sebagai f-number, jadi disebut aperture (bukaan) f/2,8; f/4; f/5,6 dst.
Semakin besar aperture semakin kecil f-numbernya dan semakin kecil pula diameter bukaannya, jadi f/16 lebih kecil diameternya daripada f/5,6.Cara kerja aperture mirip pupil pada mata manusia, semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil diameter pupil,begitu pula sebaliknya. Aperture sangat berhubungan dengan ruang tajam atau depth of field, semakin besar f-number, misal f/22, rentang ketajaman akan semakin lebar. Artinya objek di belakang dan di depan fokus utama memiliki ketajaman yang baik. Sebaliknya kita akan mendapatkan efek blur/buram untuk objek di depan dan dibelakang fokus utama jika menggunakan f-number kecil, misal f/2,8.Shutter speed dan aperture harus bersinergi untuk mendapatkan exposure yang tepat. Peranan ISO juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka kepekaan terhadap cahaya pun makin besar, sehingga pada pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun aperture masih dapat digunakan secara maksimal. Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO yang digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise ataupun grain yang dihasilkan.
Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum pada kamera digital atau konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan) atau under exposure (kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.
Setelah teknik dasar dapat dikuasai, berikutnya yang dibutuhkan adalah jam terbang karena seni fotografi identik dengan momen, dan momen yang baik tidak mudah terulang, kepiawaian menentukan komposisi dan sudut ambil gambar dapat berkembang seiring jam terbang, kemudian perbanyak referensi dari buku, internet, maupun sumber-sumber lain. Bagaimana bagus dan canggihnya sebuah kamera hanya merupakan sebuah alat, yang menentukan adalah orang yang berada di belakang kamera.

FOKUS

Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.

EKSPOSURE

Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).

1 comment: